Temanggung — Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Temanggung kembali menyelenggarakan Kajian Pimpinan pada Jumat Legi, 5 Desember 2025, bertempat di Masjid Arrohmah Gendengan, PRM Temanggung I. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ust. Abdul Malik, S.Pd.I, anggota KMM PCM Temanggung sekaligus pengajar di SD Muhammadiyah Temanggung.

Kajian yang dihadiri para pimpinan ranting, takmir masjid, serta kader Muhammadiyah ini mengangkat tema besar tentang pemberdayaan masjid dan optimalisasi jejaring masjid di lingkungan PCM Temanggung.
Masjid Bukan Hanya Tempat Ibadah, tetapi Pusat Mobilisasi Jamaah
Dalam pemaparannya, Ust. Abdul Malik menegaskan bahwa masjid dalam gerakan Muhammadiyah harus kembali kepada peran strategisnya, yaitu sebagai pusat pembinaan umat, penguatan jamaah, dan pusat peradaban.
Beliau menyampaikan salah satu poin penting:
_“Tanggung jawab utama takmir bukan hanya mengurus bangunan masjid, tetapi memobilisasi jamaah dan menghidupkan aktivitas-aktivitas yang menshalatkan orang hidup.”_
Artinya, masjid harus mampu melahirkan atmosfer yang mendorong jamaah untuk:
1. aktif dalam kegiatan keagamaan,
2. terlibat dalam dakwah sosial,
3. serta merasakan manfaat langsung dari program masjid.
Optimalisasi Jejaring Masjid PCM Temanggung
Materi kajian juga menyoroti pentingnya sinergi antar masjid di bawah PCM Temanggung. Ust. Abdul Malik menjelaskan bahwa jejaring masjid yang kuat akan memudahkan:
1. pertukaran program dan kegiatan,
2. penguatan takmir melalui pelatihan bersama,
3. konsolidasi dakwah di tingkat ranting hingga cabang,
4. serta menjadikan masjid sebagai ruang kolaboratif berbagai amal usaha Muhammadiyah.
Beliau mengajak seluruh pimpinan untuk memastikan setiap masjid memiliki:
1. Program pembinaan jamaah yang terstruktur,
2. Data jamaah yang jelas,
3. Agenda mingguan dan bulanan yang hidup,
4. Kesan welcoming bagi masyarakat,
5. Konektivitas dengan masjid lain melalui PCM.
6. Masjid Harus Menghidupkan Umat
Dalam sesi diskusi, para peserta menyoroti tantangan masjid di era modern, mulai dari rendahnya partisipasi generasi muda, digitalisasi kegiatan, hingga pentingnya manajemen masjid yang profesional.
Ust. Abdul Malik menegaskan bahwa keberhasilan takmir dapat dilihat dari sejauh mana masjid mampu menghidupkan umat, bukan sekadar melaksanakan rutinitas ibadah.
Ia menambahkan bahwa pemberdayaan masjid bukan hanya tugas takmir, melainkan tugas bersama seluruh unsur pimpinan Muhammadiyah: ortom, AUM, dan jamaah.
Kiat–Kiat Menjadi Takmir Masjid
Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi pusat peradaban umat. Karena itu, keberadaan takmir menjadi faktor penting dalam menjaga dan memakmurkan masjid. Berikut beberapa kiat dan prinsip penting agar takmir dapat menjalankan amanah dengan baik.
1. Khidmat
1. Mengelola Dunia Butuh Keahlian, Apalagi Mengelola Profesi Ulama dan Khidmat Masjid
Menjadi takmir adalah amanah besar. Ia membutuhkan kesungguhan, ketulusan, serta keahlian dalam mengatur segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan kegiatan masjid.
2. Jalankan Dakwah dengan Benar
Dakwah harus dilakukan di jalan yang lurus, tidak menyimpan keburukan atau langkah yang salah. Segala aktivitas masjid harus diarahkan pada upaya memperbaiki umat.
2. Profesional
1. Masjid Milik Allah, Bukan Milik Kelompok
Semua kegiatan masjid harus mengutamakan kemaslahatan umat secara luas, bukan kepentingan golongan tertentu.
2. Takmir Dipilih untuk Mengurus Masjid, Bukan Menguasai
Takmir adalah pelayan umat. Maka niat, tindakan, dan kebijakan harus berorientasi pada pelayanan terbaik terhadap jamaah.
3. Profesional dalam Mengatur Kegiatan Masjid
Kegiatan seperti kajian, kebersihan, dan manajemen keuangan harus dikelola dengan rapi, transparan, dan penuh tanggung jawab.
4. Pemetaan Program Kerja
Program yang disusun harus terukur, jelas targetnya, dan memberi manfaat nyata bagi jamaah.
3. Serius dalam Mengurus Masjid
1. Kesungguhan adalah Kunci Kemakmuran Masjid
Masjid akan makmur apabila dikelola oleh orang-orang yang sepenuh hati dalam mengurusnya—baik ibadah, dakwah, maupun kegiatan sosial keumatan. Fisik, pikiran, dan waktu harus dicurahkan demi keberlangsungan masjid.
2. Prioritaskan Masjid
Barang siapa menjadikan masjid sebagai prioritas dalam hidupnya, maka Allah akan memprioritaskannya. Keseriusan seorang takmir adalah cerminan nilai ibadahnya.
4. Amanah
1. Amanah Berarti Membuka Lebar Kesempatan Umat untuk Memakmurkan Masjid
Takmir dipilih untuk membuka akses umat menuju masjid, bukan justru menutup pintu masjid.
2. Masjid Hendaknya Dibuka Seluas Mungkin
Idealnya, masjid terbuka minimal 24 jam dalam 7 hari. Jangan sampai masjid dikunci karena alasan duniawi yang tidak mendesak.
3. Bertanggung Jawab
Takmir memiliki tanggung jawab penuh terhadap segala hal yang ada di sekitar dan di dalam masjid.
4. Menjaga Keharmonisan dan Kebersihan Lingkungan Masjid
Lingkungan masjid adalah cerminan profesionalisme takmir.
5. Takmir Diawasi oleh Allah dan Malaikat
Masjid bukan hanya dilihat manusia, tetapi juga dipantau oleh Allah dan malaikat. Ini menjadi pengingat agar takmir selalu jujur dan amanah dalam menjalankan tugasnya.
5. Mengurus Masjid dengan Logika Iman
Pengelolaan masjid tidak cukup mengandalkan akal semata. Iman harus menjadi pondasi dari setiap kebijakan, langkah, dan keputusan. Sebagaimana dalam sebuah hadits Qudsi yang menjelaskan bahwa Allah akan menolong hamba-hamba-Nya ketika mereka menolong agama-Nya, mendekat kepada-Nya, serta menjaga rumah-Nya (masjid). Menjadi takmir masjid adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar. Dengan khidmat, profesionalisme, kesungguhan, dan amanah serta berpijak pada logika iman, masjid akan menjadi tempat yang hidup, dinamis, dan penuh keberkahan. Masjid makmur bukan karena megahnya bangunan, tetapi karena kualitas pengurus dan jamaah yang memakmurkannya. Kajian ditutup dengan ajakan agar seluruh pimpinan di lingkungan PCM Temanggung dapat bergandengan tangan mengembangkan masjid sebagai pusat dakwah yang progresif, bersih, ramah, serta menjadi ruang pendidikan umat.
PCM Temanggung berharap kajian ini menjadi pemantik lahirnya program-program pemberdayaan masjid yang lebih inovatif dan berdampak bagi masyarakat.

